Gerakanbersama ini harus bisa diciptakan untuk bisa menjadi tradisi baik yang bisa dilakukan warga. Artinya masyarakat diberikan edukasi untuk membuang sampah puntung rokok pada tempatnya. Cara ini bisa dilakukan dengan menyediakan tempat sampah di berbagai perkampungan maupun tempat publik yang bisa diakses oleh warga. Gaya Hidup Thursday, 01 Jun 2023, 1140 WIB Apa itu sampah? Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Makhluk hidup seperti manusia selalu mencemari lingkungan karena tingkah lakunya, karena membuang kotoran akibat proses pencemaran dan metabolismenya. Saat ini Indonesia berada di peringkat kedua negara penghasil sampah plastik di laut terbanyak di dunia. Hal ini berdasarkan laporan dari Dr. Jenna Jambeck yang dilakukan pada tahun 2015. Luar biasa, bukan? Sebagai generasi muda Indonesia, seharusnya kita turut prihatin dengan keadaan bangsa kita ini. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Bayangkan, dalam penghitungan sampah yang dilakukan saat kegiatan Java Jazz Festival 2016 yang dinamai Less Waste More Jazz selama tiga hari mencatat 7,5 ton sampah yang dihasilkan. Angka sebesar itu merupakan banyaknya sampah yang dihasilkan pengunjung yang datang untuk menonton festival tersebut. Tidak hanya itu, fakta mengejutkan lainnya ialah, penyumbang terbesar sampah berasal dari sampah rumah tangga, di mana setiap rumah memiliki peran dalam menghasilkan banyak sampah setiap harinya. Keadaan ini lebih diperparah dengan perilaku masyarakat Indonesia yang kurang peduli terhadap lingkungan. Perilaku sering membuang sampah yang tidak pada tempatnya, semakin membudaya. Padahal perilaku tidak ramah lingkungan ini memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan merusak lingkungan. Sayangnya sebagian besar masyarakat belum sadar akan bahaya yang ditimbulkan dari perilaku membuang sampah sembarangan ini. Sampah yang menumpuk akibat perilaku buang sampah sembarangan akan mencemari lingkungan. Lingkungan akan terlihat kumuh karena terkotori sampah. Selain itu sampah yang menumpuk menimbulkan bau busuk yang mengganggu. Tumpukan sampah juga berbahaya bagi kesehatan. Sampah merupakan sarang kuman yang menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, disentri, gatal-gatal dan lain-lain. Adanya kesadaran dari masyarakat tentang masalah sampah sangat penting. Revolusi budaya buang sampah sangat diperlukan untuk mengurangi dampak dari perilaku buang sampah sembarangan yang sudah kita lakukan selama ini, dan gerakan zero waste akan sangat membantu. Apa itu zero waste? Zero waste ialah gerakan untuk menyelamatkan lingkungan. Zero artinya nol, kosong, atau bebas, sedangkan waste artinya sampah. Jadi zero waste adalah gerakan untuk meminimalisasi timbulnya sampah, bahkan jika memungkinkan tidak menghasilkan sampah sama sekali. Bagaimana caranya tidak menghasilkan sampah? Padahal aktivitas kita sehari-hari saja sudah menghasilkan sampah. Contohnya, saat kita berbelanja kita menggunakan kantong plastik yang hanya sekali pakai setelah itu dibuang dan menjadi sampah. Padahal, sampah plastik memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai. Alangkah baiknya jika kita beralih ke dari penggunaan kantong plastik ke penggunaan tas kain, yang tidak hanya sekali pakai. Gerakan zero waste dapat juga dilakukan dengan memilah sampah, lalu mendaur ulangnya. Sampah dipilah menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah Organik degradable, yaitu sampah basah atau sampah yang mudah terurai seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah anorganik undegradable adalah sampah kering atau sampah yang tidak mudah terurai dalam waktu yang singkat. Contohnya adalah kantong plastik, gelas plastik, bohlam lampu, barang pecah belah, sampah medis, sampah industri. Gerakan zero waste ini sejalan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo nomor 16 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah. Dalam Pasal 11, yang berbunyi “Dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan meliputi penyediaan tempat sampah dan pembuangan sampah ke TPS serta membayar retribusi sesuai ketentuan yang berlaku.” Cara mengelola sampah yang berwawasan lingkungan dijelaskan dalam Peraturan Daerah tahun 2011 pasal 17, “usaha pengelolaan sampah meliputi 3R, yaitu reduce mengurangi sampah, reuse memanfaatkan sampah, recycle mendaur ulang sampah.” Gerakan zero waste ini sudah mulai diterapkan di RT2/6 Kampung Gawanan Sukoharjo. Setiap rumah memilah sampah rumah tangga masing-masing, baik berupa sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik berupa kertas, barang pecah belah, plastik, dan besi dikelola dengan cara ditabung di Bank Sampah Tiga Melati. Bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomis. Dengan menabung di bank sampah, masyarakat tidak hanya membuang sampah, tetapi juga mendapatkan uang dari hasil menabung sampah di bank sampah tersebut. Lalu sampah organik bisa dimanfaatkan dengan menjadikannnya kompos menggunakan komposter. Komposter adalah suatu alat yang digunakan untuk menguraikan sampah yang mudah terurai secara biologi menggunakan bakteri pengurai sampai terbentuk pupuk organik[8]. Pengomposan adalah proses penguraian sampah yang mudah terurai secara biologi menjadi pupuk organik.[9] Sampah organik dimasukkan ke dalam komposter, lalu selang beberapa waktu kemudian akan menjadi pupuk cair dan pupuk organik. Pupuk tersebut bisa digunakan untuk memupuk tanaman sayur mayur, tanaman bumbu, dan sebagainya. Hasil dari cocok tanam tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas gizi keluarga karena tanaman ditanam secara alami dengan menggunakan pupuk organik bukan pestisida. Lalu apa yang akan kita dapatkan dengan semua usaha tadi? Usaha tidak akan mengkhianati hasil, begitu orang bijak mengatakan. Jika kita berhasil menerapkan semua itu dalam kehidupan sehari-hari, maka bangsa Indonesia tidak hanya bersih lingkungannya tetapi juga memiliki rakyat yang cerdas dalam mengelola lingkungan dan kita akan terlepas dari budaya membuang sampah sembarangan yang sudah menjadi kebiasaan kita. Indonesia akan terbebas dari masalah sampah selama-lamanya. Kampung Gawanan sebuah kampung kecil di Kabupaten Sukoharjo telah berhasil membuktikan bahwa zero waste bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Inti dari gerakan ini adalah kita harus mengubah perilaku kita menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. Pada era saat ini, sebagai generasi muda yang akan memegang kendali kehidupan dalam masyarakat di masa yang akan datang, maka sudah sepantasnya bagi kita untuk menjadi generasi yang bijak dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah ikut dalam gerakan menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan kita sudah jauh dari yang namanya bersih dan asri karena tercemari berbagai macam polusi dan limbah. Kepedulian terhadap lingkungan itu mungkin bentuknya sangat sederhana dan mudah dilakukan, misalnya memungut dan membuang sampah pada tempatnya atau mengolah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat. Jika itu terus dilakukan, maka lambat laun kepedulian itu akan menjadi kebiasaan kita, sehingga kita tidak akan merasa nyaman bila sehari saja tidak melakukan sesuatu yang baik bagi lingkungan. Zero waste menggerakkan kita untuk peduli. Memupuk empati, sehingga kepekaan memahami situasi dan kondisi orang lain tetap ada, walaupun dalam bentuk yang sederhana. Jika hal-hal tersebut diterapkan khususnya untuk generasi muda maka akan terus terwujud dan tercipta aktivis-aktivis muda yang peduli akan lingkungan. Revolusi budaya buang sampah dengan gerakan zero waste dapat kita mulai dari diri kita sendiri, dari usaha yang paling kecil, dan dimulai sekarang juga untuk Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. gerakanzerowaste Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Gaya Hidup
3Rterdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Nama ErlinaNpm 2121020040Pentingnya Membuang Sampah Pada Tempat nyaLingkungan adalah tempat dimana kita memulai semua aktifitas kita sehari-hari. Lingkungan juga merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup yang ada di bumi ini termasuk manusia, hewan dan tumbuhan. Karena itu kita sebagai manusia juga harus selalu menjaga kebersihan lingkungan disekitar kita ini. Yaitu selalu menjaga dan merawat lingkungan kita agar bersih dan indah dengan cara tidak membuang sampah sembarang. Sampah itu sendiri merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam. Membuang sampah sembarangan sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di Indonesia. Mengapa dikatakan kebiasaan karena sering terlihat warga yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Terkadang tempat sampah yang sudah disediakan namun masyarakat seolah olah tidak melihatnya malah membuang sampah tersebut di mana mana. Membuang sampah sembarangan merupakan perbuatan yang tidak baik yang dapat membuat lingkungan menjadi kotor. Hal ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat nya masih sangat kurang maka dari itu kita sebagai makhluk hidup harus senantiasa peduli akan lingkungan kita. Jika lingkungan kita kotor akibat pembuangan sampah tentu saja kita tidak bisa hidup dengan nyaman. Perlu kita sadari bahwa masih banyak orang orang yang tidak peduli yaitu suka membuang sampah sembarangan baik di kalangan anak anak, remaja bahkan kalangan orang dewasa. Bahkan sering nya orang orang membuang sampah sembarangan bahkan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Tidak jarang kita melihat pengguna jalan terlihat membuang sampah dengan sengaja. Meskipun sudah banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi sampah yang berserakan seperti menyediakan tempat sampah, sepertinya tidak berfungsi karena masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Perlu kita ketahui bahwa sampah terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah tersebut bersifat terurai dan juga tidak dapat terurai. Dari sampah sampah tersebut jika sampah tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sampah dapat menimbulkan dampak negatif seperti dampak terhadap kesehatan. Dan Dengan adanya sampah yang menumpuk dapat menyebabkan bencana banjir dan menimbulkan berbagai macam penyakit sehingga tidak elok dipandang mata. Bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari adanya sampah yang menumpuk adalah diare, tipus dan sebagainya yang menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah. Disamping itu sampah yang berwujud cairan akan Merembes ke dalam tanah atau aliran air/got sungai. Masyarakat yang menjadikan aliran air atau sungai sebagai tempat sampah akan mencemari air sehingga, berbagai makhluk yang ada di dalam sungai seperti ikan akan mati. Tak lain masyarakat membuang sampah sembarangan yaitu dengan membuang sampah ke saluran air atau got yang akan menyebabkan bau yang tidak sedap. Selain berbau kurang sedap sampah yang menumpuk dialiran air/ got akan mengakibatkan meluapnya sungai dan terjadilah banjir. Banjir juga merupakan salah satu masalah yang di sebabkan oleh sampah yang menumpuk tetapi, banjir juga disebabkan oleh perbuatan manusia sendiri dengan tetap membuang sampah sembarangan ke aliaran air atau sungai. Padahal sudah banyak aturan tentang larangan membuang sampah sembarangan yaitu aturan yang menyebutkan tentang denda dan kurungan penjara bagi membuang sampah sembarangan tetapi, masyarakat tetap saja abai tidak mematuhi aturan tersebut. Bahkan masyarakat sering kali menyalahkan pemerintah akan terjadi nya banjir yang disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Padahal pemerintah itu sendiri sudah sering memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesadaran untuk membuang sampah pada tempat nya. Namun masyarakat tidak mematuhi dan membuang sampah di mana mengatasi kebiasaan tersebut pemerintah harus melakukan sosialisasi lebih rutin agar masyarakat lebih patuh akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita dan masyarakat harus belajar untuk membuang sampah ditempatnya agar lingkungan rumah, sekolah bahkan sungai menjadi bersih dan tidak tercemar. Jadi masyarakat pun harus merubah cara berfikir untuk menjaga lingkungan yaitu tidak membuang sampah sembarangan. Masyarakat dan pemerintah harus bekerjasama untuk menjaga lingkungan serta membantu dalam menyediakan tong sampah untuk setiap daerahnya baik tong sampah untuk organik maupun non organik agar masyarakat dapat memilah sampah sampah tersebut yang akan mereka buang nanti. Sementara masyarakat juga harus membantu pemerintah dalam menjaga lingkungan sekitar dengan cara melakukan daur ulang kembali sampah menjadi suatu produk kreatifitas. Yaitu dengan cara mendaur ulang sampah menjadi barang seperti tas dari kerajinan daur ulang tersebut. Tujuan nya untuk mengurangi sampah yang menumpuk agar lingkungan kembali menjadi bersih dan nyaman. Dari dampak yang terjadi akibat membuang sampah sembarang dapat kita ambil kesimpulan yaitu manfaat membuang sampah pada tempatnya yaitu1. Dapat terhindar dari berbagai macam penyakit2. Mencegah terjadi nya banjir3. Mencegah bau yang tidak sedap di lingkunganJadi hal yang dapat kita lakukan agar lingkungan kembali bersih dan nyaman yaitu dengan rutin gotong royong membersihkan lingkungan. Kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu kita sebagai masyarakat harus lebih sadar dan peduli untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang pohon sembarangan, dan tidak memakai lahan yang bukan seharusnya agar tidak terjadi banjir dan bencana lainnya. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
14 Gerakan Membuang Sampah. Gerak ketika penari menggambarkan petani yang mengangkat gabah dan sisa-sisa sampah hasil panen ke tempat lain. 15. Gerakan Melepas Lelah. Gerak yang menggambarkan petani sedang beristirahat melepas lelah sesudah mengolah sawah. 16. Gerakan Mengantar Juadah.
10 April 2022 91 Views MEDIA CENTER, Palangka Raya – Camat Pahandut Berlianto, mengajak masyarakat di wilayahnya, untuk aktif. melaksanakan gerakan sadar buang sampah pada tempatnya. Mengapa hal itu penting dilakukan kata dia, tidak lain mengingat kondisi Kota Palangka Raya saat ini masih dalam iklim tidak menenu. Terkadang kerap hujan dan panas. Maka itu perlu kiranya gerakan tersebut dilakukan bersama-sama, sebagai upaya meminimalisir penumpukan sampah yang bisa menyebabkan genangan air maupun berbagai jenis penyakit lainnya. “Tingkatkan kesadaran dengan membuang sampah pada tempatnya serta peduli akan kebersihan lingkungan. Ini demi mencegah segala penyakit yang kerap menyerang. Seperti halnya penyakit demam berdarah dengue DBD,” ungkap Berlianto, Jumat 8/4/2022. Tidak bisa dipungkiri kata dia, permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah. Namun pemerintah tidak bisa mengatasi sendiri tanpa didukung peran serta masyarakat. “Intinya, kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya, adalah salah satu bentuk komitmen yang kuat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih. Tak hanya dipertahankan, juga perlu untuk kita ajarkan kepada anak-anak,” tuturnya. Berlianto berpandangan, kawasan lingkungan yang bersih, pola hidup bersih, dan sehat akan dapat dirasakan manfaatnya. Lingkungan akan terbebas dari pesebaran nyamuk dan penyakit lainnya. “Bila setiap orang saling peduli, maka dapat mewujudkan lingkungan Kota Palangka Raya yang benar benar bersih serta sesuai dengan julukannya Kota Cantik,” tutupnya. MC. Isen Check Also Jelang Iduladha 1444 H, Pemko Intensifkan Operasi Pasar LPG MEDIA CENTER, Palangka Raya – Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah terhitung tinggal beberapa hari lagi. … Intoductionto Membuang Sampah Pada Manuscript Generator Search Engine. Manuscript Generator Sentences Filter Membuang Sampah Pada Bank Sampah Pada Pengelolaan Sampah Pada Timbulan Sampah Pada Tempat Sampah Pada Pengambilan Sampah Pada Explore More.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pemanasan global menyebabkan dampak yang semakin serius seiring bertambahnya tahun apalagi ditambah dengan perkembangan teknologi industri yang tidak ramah lingkungan. Perkembangan teknologi industri yang semakin pesat namun tidak disertai dengan solusi atas pengaruhnya terhadap lingkungan semakin memperburuk dampak dari pemanasan global itu sendiri. Namun bukan itu saja, perbuatan manusia yang cenderung negatif dan tidak ramah lingkungan menjadi sebab yang konsisten atas pemanasan global. Apalagi dengan adanya tingkat kepadatan penduduk dan pembukaan lahan untuk daerah pemukiman maupun kegiatan industri menjadi penambah sebab bertambah buruknya pemanasan global. Manusia yang kodratnya suka merusak dan melakukan kegiatan-kegiatan ilegal lainnya untuk memenuhi kepuasan dirinya sendiri menyebabkan kerusakan alam. Jika hal ini terus saja dibiarkan maka akan terjadinya krisis lingkungan yang akan mengganggu kesejahteraan dan kenyamanan ini diperlukan sikap yang kooperatif dan kesadaran bersama guna menangani masalah ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menggalakkan gerakan penghijauan guna mengurangi dampak pemanasan global dan tetap terjaganya lingkungan yang lestari sebagai penunjang masa depan. Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam masalah ini untuk memulai langkah dan melestarikan gerakan Go Green karena para generasi mudalah yang nantinya akan mengambil alih kehidupan di masa yang akan datang. Perkembangan teknologi akan terus berjalan karena manusia tentunya akan selalu mencari inovasi-inovasi baru guna mempermudah kehidupan dan mengatasi tuntutan masalah-masalah yang ada. Oleh karena itu, perlu dibekali dari sekarang bahwa perkembangan teknologi ramah lingkungan sangat dibutuhkan dan perlu ditekankan bahwa gerakan penghijauan sebagai solusi dari dampak pemanasan global dan pelestarian lingkungan harus dilakukan mulai dari sudah banyak yang menyadari akan pentingnya gerakan Go Green termasuk kampus sudah menerapkan dan menggunakan sistem green campus guna menunjang gerakan penghijauan sebagai langkah untuk mengatasi dampak pemanasan global. Kampus merupakan tempat bagi mahasiswa melakukan suatu pembelajaran maupun kegiatan perkuliahan lainnya. Sebuah kampus harus bisa menjadi tempat yang nyaman bagi mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan dan mampu memfasilitasi mahasiswa melakukan perannya dalam mengurangi dampak pemanasan global dengan gerakan Go Green. Seorang mahasiswa yang cenderung lebih aktif dalam berbagai kegiatan dan melakukan pergerakan merupakan langkah yang tepat untuk menjadikannya sebagai subjek dalam upaya Go Green. Para generasi muda yang lebih dominan menyukai hal-hal yang bisa memprovokasi orang lain dapat dijadikan sebagai pelaku utama dalam gerakan Go Green agar bisa mengajak dan membentuk kesadaran masyarakat atas pentingnya Go Green dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global dan teknologi industri tidak ramah lingkungan yang selalu menjadi masalah yang Go green merupakan upaya untuk mengembalikan kenyamanan alam dan melakukan kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan agar fungsi alam tetap terjaga dengan baik dan merawat bumi dari kerusakan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam gerakan Go Green guna mengatasi dampak pemanasan global dan perkembangan tenologi industri yang tidak ramah lingkungan. Upaya itu bisa dilakukan dari langkah kecil yang kita lakukan setiap harinya namun akan menjadi langkah yang berpengaruh besar jika dilakukan secara berkala dan tetap konsisten. Berikut adalah upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam gerakan Go Green untuk mengurangi dampak pemanasan global 1. Penanaman PohonPenanaman pohon merupakan salah satu cara efektif yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global. Kemajuan transportasi menjadi penyebab atas peningkatan kadar karbon dioksida CO2 yang ada di udara sehingga bisa memperburuk masalah pemanasan global. Dengan menanam pohon kita dapat mengurangi emisi karbon dioksida CO2 dan dapat menambah emisi oksigen sehingga lingkungan menjadi lebih sehat dan nyaman. Penanaman pohon dapat menambah ekologi kawasan yaitu dapat mengurangi panas yang ada di daerah tersebut. Selain itu juga dapat menambah nilai estetika dari suatu kawasan yang tentunya akan menimbulkan Mengurangi penggunaan sampah plastikSeiring berkembangnya waktu, penggunaan sampah plastik terus saja bertambah yang tentu saja menyebabkan dampak bagi lingkungan. Sampah plastik merupakan sampah yang susah untuk terurai sehingga sampah ini perlu ditangani dengan benar. Di dalam era teknologi insudtri yang berkembang pesat seperti sekarang menyebabkan hampir semua barang atau produk menggunakan kemasan berbahan plastik sehingga penggunaan plastik semakin bertambah. Dalam era perkembangan teknologi industri ini, penggunaan sampah plastik semakin bertambah dan menyatakan peningkatan tiap tahunnya seperti yang dilansir dari data artikel DetikNews, timbunan sampah yang ada di Indonesia di Tahun 2020 mencapai 67,8 ton. Ditambah lagi dengan pola kehidupan masyarakat yang cenderung membuang sampah sembarangan menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu, harus adanya kesadaran agar mengurangi penggunaan plastikdan menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini harus diperhatikan juga oleh pihak industri untuk membuat produk yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik. 3. Membuang sampah pada tempatnya Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa manusia akan terus menghasilkan sampah. Keberadaan sampah yang akan terus bertambah dengan seiringnya waktu jika tidak ditangani dengan benar maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Pola perilaku manusia yang cenderung lebih suka membuang sampah sembarangan menadi masalah dari dulu yang harus dihadapi. Dalam hal ini diperlukan adanya sikap kooperatif dan kesadaran bersama mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya untuk melakukan gerakan Go Green sebagai upaya mengurangi pemanasan global. jika kebiasaan membuang sampah sembarangan masih terus dibiarkan maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global akan terus bertambah sehingga aktivitas keseharian juga akan terganggu oleh lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan yang tidak sehat ini juga akan menurunkan kualitas kehidupan Mendaur ulang sampah Ada banyak sekali sampah yang bisa didaur ulang untuk mengurangi penimbunan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Eksistensi sampah yang yang terus mengalami peningkatan mendesak kita untuk melakukan berbagai cara untuk mengurangi keberadaanya. Dengan daur ulang, sampah yang mulanya hanya sebuah barang yang tidak berguna bisa dijadikan sebuah barang yang penuh estetika dan kaya akan nilai ekonomis. Salah satunya adalah menjadikan sampah menjadi sebuah karya seni yang mempunyai nilai estetika bahkan di zaman sekarang sudah banyak yang menjadikan sampah sebagai peluang usaha yaitu dengan membuat sebuah barang yang memiliki nilai ekonomis. Di instansi-instansi pendidikan juga sudah menerapkan kegiatan mendaur ulang sampah dengan menjadikannya sebah karya atau dengan menerapkan Bank sampah dimana para siswa akan menukarkan sampahnya dengan uang senilai berat sampahnya. Hal ini bisa mendidik para siswa untuk menjadikan sampah sebagai sesuatu yang berguna dan meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai upaya mengurangi dampak pemanasan Menggunakan peralatan elektronik secukupnya 1 2 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
PelaksanaanGerakan konservasi dengan adanya gerakan membuang sampah pada tempatnya, Pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya, pemanfaatan sampah, penanaman pohon dalam bentuk vertical garden. Gerakan sains mengajak seluruh elemen dalam memanfaatkan sampah menjadi bernilai guna dengan cara mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos dan sampah Sumber foto Dokumentasi Pribadi Tumpukan Sampah yang berada di Jalan Simalingkar Ujung Dekat Pasar Induk Kota MedanSampah merupakan salah satu masalah yang sering menjadi suatu masalah atau penyebab dari pencemaran lingkungan. Dimana yang kita ketahui banyak sekali terdapat tempat pembuangan sampah dengan sembarangan sehingga membuat satu wilayah tersebut menjadi kotor. Kejadian ini dapat terjadi dikarenakan ulah manusia dimana kepeduliaan masyarakat akan kebersihan lingkungan sangat rendah. Salah satu wilayah yang sudah tercemar akibat pembuangan sampah sembarangan adalah Kota Medan. Terdapat banyak sekali penumpukan sampah secara tidak teratur di berbagai Kota Medan sehingga membuat kota ini mendapat sebutan kota terkotor. Bukan hanya penumpukan sampah secara sembarangan di berbagai daerah namun Kota Medan masih terdapat banyak sampah yang berserakan dijalan yang tidak dibuang sesuai tempatnya. Ada banyak sekali pengaruh negatif yang didapat dari membuang sampah secara sembarangan. Mulai dari pencemaran lingkungan yaitu membuat lingkungan menjadi kotor, menimbulkan bau yang tidak sedap, menjadi salah satu penyebab datangnya penyakit ke wilayah tersebut serta dapat menyebabkan terjadinya banjir. Semua resiko buruk ini tentunya akan dapat merugikan masyarakat sekitar. Sumber foto Dokumentasi Pribadi di Jalan Simalingkar Ujung Dekat Pasar Induk Kota Medan Sumber foto Dokumentasi Pribadi Tumpukan sampah yang berada di Jalan Simalingkar Ujung Dekat Pasar Induk Kota mencegah terjadinya penumpukan sampah di beberapa wilayah maka pemerintah harus segera mengambil tindakan dengan membuat suatu gerakan agar bersama-sama dengan masyarakat untuk dapat membersihkan tumpukan sampah yang sudah banyak terdapat di beberapa daerah kota medan, serta setelah dibersihkan pemerintah harus menegaskan kepada seluruh warga atau masyarakat untuk tidak mengulang kembali perbuatan tidak ramah lingkungan mereka dengan membuat beberapa sanksi tegas terhadap masyarakat yang melanggar aturan yang sudah ditetapkan. Mengolah sampah jugaa merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinyaa penumpukan sampah. Sampah dapat diolah menjadi sesuatu yang akan digunakan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Selain mengolah menyediakan tempat sampah di berbagai tempat sekitaran wilayah Kota Medan dapat dijadikan salah satu cara agar masyarakat terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya. Membuat larangan disertakan sanksi di wilayah yang sering dijadikan tempat pembuangan sampah yang tidak teratur juga akan membuat warga menjadi takut membuang sampah kembali. Dengan begini, masayarakat akan terbiasa untuk tidak membuang sampah dengan sembarangan. Menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman adalah tugas dari masyarakat. Jika bukan masyarakat lantas siapa yang dapat menciptakan kelestarian dari suatu wilayah tersebut? kesadaran manusia sangat berperan penting dalam merawat dan menjaga lingkungan. Untuk apa segala upaya dilakukan namun masyarakatnya tetap tidak sadar akan perbuatan mereka sehingga akan terus mengulang untuk membuang sampah sembarangan. Masyarakat yang cerdas adalah mereka yang tau bahwa membuang sampah dengan sembarangan akan menyebabkan beberapa pengaruh yang nantinya akan merugikan masyarakat itu sendiri. Mengikuti aturan pemerintah tentang sampah dan melaksanakan untuk membuang sampah pada tempatnya adalah salah satu solusi yang akan mengurangi penumpukan sampah secara tidak teratur. Mari rawat dan cintai lingkunganmu, hindari dari adanya penumpukan sampah agar wilayah yang kita tempati menjadi tempat yang paling nyaman untuk kita tinggali dikarenakan bersih dan terbebas dari penyakit. Eli Agustina Tarigan, Mahasiswa Jurusan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan. Menanamtanaman adat (jeruk purut) c. Pembagian stiker ajakan buang sampah d. Sosialisasi gerakan mencuci tangan yang baik dan benar e. Sosialisasi pemanfaatan lahan sempit dengan menanam tanaman cabai di polibag f. Bersih-bersih dan gotong royong lingkungan g. Pengadaan tempat sampah yang terdiri dari sampah organik, an organik dan B3
Banyuwangi - Kecamatan Kalipuro Banyuwangi mempunyai museum sampah yang didirikan para aktivis lingkungan di wilayah setempat. Mencicipi Nasi Bekamal, Makanan Khas Legendaris Banyuwangi yang Hampir Punah Khawatir Inflasi, Ipuk Minta Pertamina Tangani Kelangkaan Elpiji 3 kg di Banyuwangi 4 Rumah Makan di Pantai Ancol Plengsengan Banyuwangi Terbakar, Pedagang Rugi Puluhan Juta Di museum ini banyak memamerkan aneka ragam barang turunan dari sampah organik maupun anorganik, menjadi barang dengan memiliki nilai ekonomi tinggi. Seperti pupuk kompos, eco enzime, batik ecoprint, tas kertas semen, bantal ecobrick, dan sejumblah bahan daur ulang lainnya. Tak hanya itu, pengunjung juga diajak melewati setiap tahap proses untuk mendorong mereka bertindak dengan lebih bertanggung jawab terhadap sampah. Salah satu pengunjung, Kaisya, mengatakan baru pertama kali berkunjung ke museum sampah, Ia mengaku senang dengan keberadaan museum sampah. Sebab, menurutnya dengan adanya museum ini dirnya dan teman-temannya bisa belajar mengolah sampah sejak dini. "Saya di sini sangat senang karena bisa belajar mengolah sampah dan lebih mencintai lingkungan, biar sampah gak dibuang sembarangan, sehingga bisa didaur ulang menjadi barang yang lebih bermanfaat," Kata Kaisya, Senin 5/6/2023. Inisiator museum sampah, Murwati mengatakan museum ini sudah berdiri sejak dua tahun yang lalu, atau tepatnya pada 2021. “Dua tahun yang lalu saya bersama teman-teman yang lain yang peduli lingkungan berinisiatif mendirikan meseum ini, tujuannya agar masyarakat bisa sadar tidak membuang sampah sembarangan,” kata Murawati. Murwati menjelaskan alasan mendirikan museum sampah ini, karena prihatin tehadap permasalahan yang sangat kompleks, sehingga pihaknya pun terinspirasi mendirikan museum sampah. "Lantaran banyaknya sampah plastik sudah menahun hingga penyelesaiannya membutuhkan proses panjang dan keterlibatannya semua manusia, kami mendirikan museum sampah untuk mendorong masyarakat terutama anak-anak untuk lebih mencitai lingkungan'' Jelas Murwati. Ia pun berharap dengan didirikannya museum sampah ini masyarakat semakin mencintai lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. “Mudah-mudahan masyarakat bisa lebih sadar terhadap lingkunganya, sehingga mau membuang sampah pada tempatnya, tidak mencemari lingkungan dari sampah, sesederhana itu saja,” paparnya. Sebab sampai saat ini, masih banyak ditemukan masyarakat yang membuang sampah sembarangan, terlebih lagi sampah plastik. “Kita lihat saja di sungai ataupun dipantai jika sudah banjir atau hujan lebat, banyak sekali sampah yang hanyut. Itu menunjukan masih banyak sampah yang dibuang secara sembarangan,” video yang menampilkan puluhan warga di Kecamatan Batan, Bengkalis berebut daging kerbau impor di tempat sampah. Dilaporkan, daging tersebut sejatinya telah dimusnahkan dengan cara ditimbun di lokasi itu.
MENGANTONGIsampah dinilai jorok, tetapi membuang sampah di sembarang­an tempat dianggap wajar dan biasa, bahkan sering kali dilakukan tanpa rasa malu dan bersalah. Di negeri ini membuang sampah sembarangan sudah mendarah daging dan menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan. Hal ini tentunya menjadi masalah serius bagi bangsa Indonesia.
Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini jika dibiarkan akan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan yang berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Perlu ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Agar bahaya sampah tidak berhenti pada buku teks pelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mampu mengemas pembelajaran agar anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa Indonesia mempunyai kompetensi yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan di kelas 3 SDN 1 Serang. Penggunaan teknik Hypnoteaching dalam mendongeng memengarungi tingkat kesadaran pada siswa. Penyampaian dongeng dengan menggunakan media yang bervariasi juga dapat memengaruhi daya tangkap siswa dalam memahami dongeng tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19,23% siswa yang membuang sampah pada tempatnya. Artinya hanya 5 siswa yang membuang sampah dengan benar; 2 pada siklus pertama 61,54% siswa sudah membuang sampah pada tempat sampah, artinya 16 siswa membuang sampah pada tempatnya; 3 pada siklus kedua 92,31% siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, sedangkan 7,69% atau 2 siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan hypnoteaching dengan metode mendongeng mampu meningkatan kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya sebesar. This habit of littering if left unchecked will cause health and environmental problems that are harmful to the people of Indonesia. There needs to be a solution to solve this problem. In order not to stop the garbage hazard on textbooks, teachers as learning managers should be able to package the learning so that children as future generations of the Indonesian nation have competencies that match what is expected. This research was conducted in grade 3 SDN 1 Serang. The use of Hypnoteaching techniques in storytelling underlines the level of awareness among students. Submission of fairy tales by using varied media can also affect the ability of students to understand the fairy tale. The results showed that 1 in precycle of 26 students only of students dumped the garbage in its place. This means that only 5 students throw garbage properly; 2 in the first cycle of the students have already dumped the garbage in the trash, meaning that 16 students throw the garbage in its place; 3 in the second cycle 92,31% of students already throw garbage in place, whereas 7,69% or 2 students still throw garbage carelessly. Thus it can be concluded that through hypnoteaching approach with storytelling method can increase the awareness of students in disposing of waste in its place of equal. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 88 DOI PENINGKATAN KESADARAN MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA MELALUI PENDEKATAN HYPNOTEACHING Mohamad Ali Zahidin, Hikmah Uswatun Ummi,, Nina Nurfiana, dan Emah Khuzaemah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia hikmahuu Abstrak Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini jika dibiarkan akan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan yang berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Perlu ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Agar bahaya sampah tidak berhenti pada buku teks pelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mampu mengemas pembelajaran agar anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa Indonesia mempunyai kompetensi yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan di kelas 3 SDN 1 Serang. Penggunaan teknik Hypnoteaching dalam mendongeng memengarungi tingkat kesadaran pada siswa. Penyampaian dongeng dengan menggunakan media yang bervariasi juga dapat memengaruhi daya tangkap siswa dalam memahami dongeng tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19,23% siswa yang membuang sampah pada tempatnya. Artinya hanya 5 siswa yang membuang sampah dengan benar; 2 pada siklus pertama 61,54% siswa sudah membuang sampah pada tempat sampah, artinya 16 siswa membuang sampah pada tempatnya; 3 pada siklus kedua 92,31% siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, sedangkan 7,69% atau 2 siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan hypnoteaching dengan metode mendongeng mampu meningkatan kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya sebesar. Kata kunci dongeng, foklor, hypnoteaching, kepedulian sosial, lingkungan Abstract This habit of littering if left unchecked will cause health and environmental problems that are harmful to the people of Indonesia. There needs to be a solution to solve this problem. In order not to stop the garbage hazard on textbooks, teachers as learning managers should be able to package the learning so that children as future generations of the Indonesian nation have competencies that match what is expected. This research was conducted in grade 3 SDN 1 Serang. The use of Hypnoteaching techniques in storytelling underlines the level of awareness among students. Submission of fairy tales by using varied media can also affect the ability of students to understand the fairy tale. The results showed that 1 in precycle of 26 students only of students dumped the garbage in its place. This means that only 5 students throw garbage properly; 2 in the first cycle of the students have already dumped the garbage in the trash, meaning that 16 students throw the garbage in its place; 3 in the second cycle 92,31% of students already throw garbage in place, whereas 7,69% or 2 students still throw garbage carelessly. Thus it can be concluded that through hypnoteaching approach with storytelling method can increase the awareness of students in disposing of waste in its place of equal. Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 89 DOI Keywords the tale, folklore, hypnoteaching, social awareness, environment A. Pendahuluan Masalah sampah merupakan masalah rumit yang hampir tidak pernah terselesaikan dari masa ke masa pemerintahan di Indonesia. Pada kenyataanya, jumlah anggaran khusus yang digelontorkan pemerintah belum mampu mengentaskan masalah sampah yang sudah menjadi pekerjaan rumah dari masa pemerintahan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa Indonesia menempati urutan kedua di dunia terbanyak membuang sampah plastik di lautan Tuwo, 2017. Cerminan tersebut dapat dipahami dengan mengamati perilaku masyarakat Indonesia yang menjadikan membuang sampah sembarangan menjadi sebuah kebiasaan. Seperti di wilayah Kupang, warga membuang sampah di tepi jalanan sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat Jalan Herman Johannes, Kupang, Nusa Tenggara Timur Setiawan, 2017. Sementara itu, Sungai Ciliwung dipenuhi sampah plastik, styrofoam, dan sampah lainnya akibat kurangnya kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya Fauzy, 2017. Kabupaten Cirebon yang menjadi lokasi peneliti pun tidak luput dari masalah sampah tepatnya di Desa Tengah Tani, Sungai Cipager dipenuhi sampah kembali padahal sejak dua minggu yang lalu telah dibersihkan Den, 2017. Berikut ini kasus mengenai sampah di Kabupaten Cirebon dan sekitarnya. 1 Warga memprotes Bupati Cirebon karena masalah sampah tak kunjung beres 2016. 2 Sampah menumpuk di Jalan Kesambi Kota Cirebon Aryani, 2016. 3 Sampah di Sungai Kriyan, Lemahwungkuk Kota Cirebon, yang menyebabkan Erosi diangkut Mik, 2017. 4 Empat buah Tempat Pembuangan Sampah TPS di Kota Cirebon tidak berfungsi karena warga membuang sampah sembarangan Nirwan, 2017. 5 Tepi jalan di gerbang masuk Kota Cirebon di Kecamatan Sukapura dipenuhi sampah Nirwan, 2017 Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini jika dibiarkan akan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan yang berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Perlu ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Tindakan preventif dan kuratif perlu dilaksanakan. Saat ini, tindakan kuratif telah dilaksanakan di berbagai daerah. Contohnya, di kawasan Bundaran Hotel Indonesia pada saat Car Free Day penduduk yang membuang sampah sembarangan diberi hukuman berupa dipermalukan dengan diberikan kalung tulisan saya tidak akan membuang sampah sembarangan. Tetapi, Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 90 DOI tindakan kuratif saja tidak cukup untuk mengatasi masalah. Oleh karena itu diperlukan tindakan preventif. Pada kenyataannya, jiwa sosial dan kepedulian lingkungan pada jati diri siswa sebagai generasi bangsa Indonesia di masa mendatang hanya terdapat pada sebuah tekstual buku-buku pelajaran. Maka upaya untuk menginternalisasikan budaya malu membuang sampah sembarangan kepada peserta didik terutama anak-anak siswa sekolah dasar perlu segera diterapkan. Internalisasi budaya membuang sampah pada tempatnya kepada anak-anak menjadi jawaban atas tantangan bonus demografi Indonesia pada tahun 2020. Artinya, jika generasi muda tidak sadar dan tidak peduli lingkungan sekitar, jumlah sampah yang dihasilkan oleh seluruh penduduk Indonesia setiap tahunnya hanya akan menjadi sumber masalah bagi pembangunan Indonesia. Agar bahaya sampah tidak berhenti pada buku teks pelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mampu mengemas pembelajaran agar anak-anak sebagai peserta didik dan generasi masa depan bangsa Indonesia mempunyai kompetensi yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Penggunaan metode yang menarik dalam pembelajaran merupakan salah satu cara agar siswa terangsang dan antusias dalam belajar. Metode mendongeng merupakan salah satu metode yang menarik untuk menginternalisasikan nilai-nilai moral tanpa harus membuat siswa merasa terpaksa. Metode mendongeng yang disajikan dengan menggunakan media visual gambar dan boneka membuat anak-anak tergugah untuk menyimak. Dongeng sebagai metode yang tepat untuk anak-anak dengan pendekatan hypnoteaching diharapkan mampu meningkatkan kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan menghargai lingkungan sekitar. Lebih jauh lagi, dengan meningkatnya kesadaran membuang sampah, diharapkan metode mendongeng dengan pendekatan hypnoteaching mampu mengatasi problematika sampah di Indonesia. Pengakuan wali kelas 3 SDN 1 Serang, Ibu Suryanti, tentang sulitnya meningkatkan kesadaran siswa-siswanya dalam membuang sampah sehingga membuat lingkungan sekolahnya kotor membuat peneliti tertarik melakukan penelitian di kelas 3 SDN 1 Serang. Sebelum melakukan penelitian, Peneliti melakukan proses prasiklus. Hasil prasiklus menunjukkan bahwa hanya 5 dari 26 siswa atau 19,23% siswa kelas 3 SDN 1 Serang yang sudah membuang sampah pada tempatnya sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 91 DOI B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan teknik pengembangan deduktif. Metode deskriptif analitis merupakan studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi tepat menggambarkan secara akurat beberapa fenomena kelompok atau fenomena individu, menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk menimbulkan bias dan memaksimalkan reabilitasnya Imawati, 20143. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Data diolah secara manual kemudian dideskripsikan. Analisisnya dikerjakan berdasarkan data yang dapat dikumpulkan setelah semuanya selesai. Berdasarkan dari penelitian di atas deskriptif analitis lebih lebih bersifat mencari sebab-akibat terjadinya permasalahan dengan menggunakan metode 5W+1H, yaitu what apa, who siapa, where dimana, when kapan, why mengapa, dan how bagaimana. Penelitian ini dilakukan di kelas 3 SDN 1 Serang Tahun Ajaran 2017-2018. Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas 3 yang berjumlah 26 siswa dan peneliti sebanyak tiga orang. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Penelitian ini mengacu pada Lewin Sukmadinata, 2007145 yang menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses siklikal spiral, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Menurut Depdikbud, hubungan keempat komponen ini dipandang sebagai satu siklus Zuliana, 201011. Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 92 DOI Gambar 1 Deskripsi Pelaksaan Siklus C. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan guru di dalam kelas yang bersifat praktis guna untuk mengetahui dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada saat proses pembelajaran dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Siklus I. Adapun tahapan perencanaan Siklus I yang telah dilakukan peneliti yaitu menyusun skenario pembelajaran, membuat naskah dongeng, dan merencanakan media yang akan digunakan untuk mendongeng. Naskah dongeng yang disusun berjudul Sampah yang Berbicara. Dongeng ini menceritakan nasib sampah yang dibuang sembarangan dan nasib sampah lain yang didaur ulang. Peneliti menggunakan media gambar-gambar sampah sebagai tokoh dalam dongeng. Penelitian pada siklus pertama dilakukan pada Rabu, 30 Agustus 2017. Jumlah siswa yang hadir saat itu 26 siswa. Artinya semua siswa kelas 3 SDN 1 Serang hadir. Adapun tahap pelaksanaan pada siklus I yaitu 1 melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran; 2 mengenalkan bahwa sampah dapat didaur ulang dan bahwa sampah yang dibuang sembarangan akan berdampak buruk bagi lingkungan melalui metode mendongeng denngan pendekatan hypnoteaching. Pendekatan hypnoteaching yang digunakan melalui upaya menciptakan Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 93 DOI atmosfer kebahagiaan, mengkondisikan siswa pada zona alpha, sentuhan emosi, dan melakukan pengulangan terhadap lagu yang ada dalam sebuah dongeng; 3 meminta siswa untuk menjawab sebuah teka-teki mengenai kedaran akan membuang sampah; 4 sebelum pulang, Peneliti 1 memberikan makanan ringan sebagai bentuk apresiasi karena siswa telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Kemudian siswa diminta untuk memakan makan ringan tersebut secara bersama-sama; dan 5 melakukan pengamatan terhadap aktivitas membuang sampah bekas makanan ringan tersebut. Selama pelaksanaan siklus 1, dilakukan pengamatan terhadap respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, bagaimana kemampuan siswa dalam mengutarakan amat yang terkandung dalam dongeng tersebut, serta aktivitas siswa dalam membuang sampah bekas makanan ringan setelah proses pembelajaran berlangsung. Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilakukan, peneliti menganalisis hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa antusias ketika memperhatikan dongeng yang sedang diceritakan. Gambar sebagai media mendongeng pada siklus pertama menambah rasa penasaran dan menarik perhatian sebagian siswa. Ada hal menarik yang terjadi yaitu tindakan siswa laki-laki yang tanpa disuruh menyapu ruang kelas dan halaman depan kelasnya. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 26 siswa pada siklus 1 ini terdapat 61,54% siswa atau 16 siswa yang membuang sampah pada tempatnya dan 38,46% siswa atau 10 siswa kelas 3 di SDN 1 Serang masih membuang sampah sembarang. Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat kesadaran siswa dalam membuang sampah masih rendah. Lebih dari 1/3 siswa yakni 38,46% siswa atau 10 siswa masih membuang sampah sembarangan. Penetili mencoba untuk membuat naskah yang lebih berkesan dengan menyantumkan sebuah nyanyian dalam dongeng untuk memudahkan siswa dalam menangkap dan mudah diingat, serta menggunakan media yang berbeda. Siklus II. Adapun Tahapan perencanaan Siklus II yang telah dilakukan peneliti yaitu menyusun skenario pembelajaran, membuat naskah dongeng, merencanakan media yang akan digunakan untuk mendongeng, dan membuat permainan teka-teki silang. Naskah dongeng yang disusun berjudul Dua Tempat Sampah. Dongeng ini menceritakan kebingungan seorang tokoh saat hendak membuang sampah, sebab tempat sampah yang berada di tempat umum taman terdapat dua tempat sampah. Peneliti Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 94 DOI menggunakan media boneka untuk memerankan tokoh dalam dongeng. Media boneka diharapkan lebih menarik perhatian siswa kelas 3 SDN 1 Serang. Penelitian pada siklus pertama dilakukan pada Kamis, 31 Agustus 2017. Jumlah siswa yang hadir saat itu 26 siswa. Artinya semua siswa kelas 3 SDN 1 Serang hadir. Adapun tahap pelaksanaan pada siklus II yaitu 1 melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran; 2 mengenalkan bahwa sampah tempat sampah yang baik yaitu terdapat dua tempat sampah yang berbeda yaitu organik dan anorganik sehingga siswa tidak salah memasukkan sampah yang sesuai dengan tempatnya melalui metode mendongeng dengan pendekatan hypnoteaching. Pendekatan hypnoteaching yang digunakan melalui upaya menciptakan atmosfer kebahagiaan, mengkondisikan siswa pada zona alpha, dan sentuhan emosi. Media boneka digunakan agar lebih menarik perhatian siswa; 3 meminta siswa untuk menjawab teka-teki silang secara berkelompok mengenai dongeng tersebut; 4 sebelum pulang, siswa diberi makanan ringan sebagai bentuk apresiasi karena siswa telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Kemudian siswa diminta untuk memakan makan ringan tersebut secara bersama-sama dengan kelompok masing-masing; dan 5 melakukan pengamatan terhadap aktivitas membuang sampah bekas makanan ringan tersebut. Selama pelaksanaan siklus II penelitian ini, Peneliti 3 melakukan pengamatan terhadap respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, bagaimana kemampuan siswa dalam menjawab teka-teki silang mengenai dongeng, serta aktivitas siswa dalam membuang sampah bekas makanan ringan setelah proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan boneka pada siklus ini menguatkan visualisasi dan menarik minat serta antusiasme siswa untuk mendengarkan dongeng secara keseluruhan. Pada setiap proses mendongeng, siswa diberikan sugesti positif berupa kalimat motivasi dan kalimat yang membangun internalisasi nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan sampah-sampah yang berserakan. Karakter atau tokoh dongeng yang menghargai lingkungan membuat siswa menjadi menyadari bahaya akibat membuang sampah sembarangan. Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dilakukan, dilakukan analisis hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 92,31% siswa atau 24 siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, sedangkan 7,69% atau 2 siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Peningkatan yang secara signifikan tersebut terjadi karena siswa memasuki zona alpha pada saat proses Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 95 DOI mendongeng berlangsung. Pada saat itu juga proses internalisasi karakter menghargai lingkungan sekitar dan kesadaran membuang sampah pada tempatnya secara alami masuk kedalam pikiran alam bawah sadar siswa melalui sugesti yang diberikan dalam dongeng sehingga sugesti tersebut melahirkan sebuah tindakan yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang terbentuk itu pula yang melatar belakangi siswa malu ketika membuang samlah sembarangan dan sebaliknya siswa merasa bangga dengan membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat kesadaran siswa dalam membuang sampah meningkat 30,77% pada saat peneliti menyampaikan dongeng dengan pengulangan lagu dan siswa pun langsung mengingatnya. Sehingga penelitian ini dianggap berhasil. Kesadaran berarti keinsafan; keadaan mengerti hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang, sikap, dan tingkah laku yang mendukung pengembangan lingkungan. Lingkungan adalah daerah kawasan dan sebagainya yang termasuk di dalamnya; bagian wilayah di kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa; golongan; kalangan semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan. Kesadaran lingkungan sendiri merupakan pengertian mendalam pada orang seorang atau sekelompok orang yang terwujud dalam pemikiran. Kesadaran lingkungan merupakan usaha melibatkan setiap warga negara dalam menumbuh dan membina kesadaran utuk melestarikan lingkungan berdasarkan, tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara dalam dengan alam lingkungannya. Kesadaran lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan, dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan masyarakat Indonesia khususnya pemuda masa kini agar mencintai tanah air. Seseorang yang sadar akan kebersihan lingkungan akan senantiasa lebih peduli baik dari segi pemikiran, sikap, dan tingkah laku yang mengarah pada lingkungan dan dirinya sendiri. Hypnoteaching berasal dari dua disiplin ilmu yakni hipnotis yang memiliki pengertian proses mengkondisikan seseorang masuk kedalam alam bawah sadar dan teaching yang berarti pengajaran. Dengan kata lain, Hypnoteaching merupakan harmonisasi pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar. Kehidupan setiap orang dipengaruhi oleh dua macam pikiran yakni pikiran sadar conscious mind dan pikiran bawah sadar subconscious mind. Melalui kedua macam Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 96 DOI pikiran tersebut dihasilkan bentuk tindakan setiap orang. Secara umum kondisi hipnosis dapat digolongkan menjadi dua, yakni hipnosis sederhana light hypnosis dan hipnosis dalam deep hypnosis. Seorang guru yang mampu menembus critical area peserta didik dalam menyampaikan pelajaran akan memudahkan siswa untuk mengingat kembali pelajaran tersebut pada saat ujian. Hal tersebut terjadi karena pada saat pembelajaran siswa akan merekam isi materi menjadi ingatan jangka pendek. Keterampilan seorang guru yang mampu menembus critical area pada saat berlangsungnya materi disampaikan menjadikan ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Untuk menembus critical area peserta didik seorang guru dapat melakukan lima upaya 1 melakukan pengulangan, 2 menciptakan atmosfer kebahagiaan, 3 mengkondisikan siswa pada zona alfa, 4 pembawaan, dan 5 sentuhan emosi. Dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi dan terkadang tidak masuk akal atau cerita fantasi yang aneh secara logika serta memiliki ketidakjelasan latar. Biasanya, sebagai keterangan waktu dongeng hanya mencantumkan frasa pada zaman dahulu. Begitupun dengan keterangan tempat, dongeng hanya memunculkan frasa di negeri antah berantah atau di suatu tempat nan jauh di sana atau di suatu tempat di pinggir hutan. Ketidakjelasan ini memberi kebebasan bagi anak untuk mengembangkan imajinasinya. Dongeng terbagi dua, yaitu dongeng klasik dan dongeng modern. Dongeng klasik muncul sejak zaman dahulu kemudian dilestarikan melalui tradisi lisan. Asal muasal dongeng klasik tidak diketahui. Setiap dongeng memiliki tujuan tertentu. Nilai-nilai moral dan nilai-nilai tradisional membuat dongeng klasik memiliki kekhasan tersendiri. Dongeng modern merupakan dongeng yang sengaja dibuat untuk dibaca orang lain. Dongeng modern dapat dikategorikan sebagai cerita fantasi. Berbeda dengan dongeng klasik yang anonim, pengarang dongeng umumnya mencantumkan namanya. Dongeng tentang tokoh yang melakukan kebajikan dan memberikan pengaruh bagi dunia akan membuat anak yakin bahwa dirinya juga dapat melakukan kebajikan dan dapat memberikan pengaruh bagi dunia. Tanpa sadar, anak akan belajar pada tingkah laku tokoh yang dapat dijadikan panutan olehnya sehingga diperoleh nilai-nilai moral yang dipegang anak sampai dewasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan hypnoteaching dengan metode mendongeng, efektif untuk Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 97 DOI meningkatan kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya. masih membuang sampah sembarang. D. Simpulan Hasil pengamatan menunjukkan 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19,23% siswa yang membuang sampah pada tempatnya. Artinya hanya 5 siswa yang membuang sampah dengan benar; 2 pada siklus pertama 61,54% siswa sudah membuang sampah pada tempat sampah, artinya 16 siswa membuang sampah pada tempatnya; 3 pada siklus kedua 92,31% siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, sedangkan 7,69% atau 2 siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan hypnoteaching dan metode mendongeng mampu meningkatan kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya sebesar. Daftar Pustaka Aryani, Ani Nunung. 2016. “Hiiiyy... Kota Cirebon jadi Lautan Sampah” pada Pikiran Rakyat diakses 9 Desember 2016. Fauzy, Naufal. 2017. Mirisnya Hulu Sungai Ciliwung, Masih Banyak Warga yang Buang Sampah Sembarangan 25 Juli 2017. Diakses di Imawati, S. 2014. Perkembangan Tambang Manga'an di Dusun Curah Wungkal Kecamatan Silo Studi Konflik Pertambangan di Desa Pace Kabupaten Jember Tahun 2008-2009. Nirwan, Fazri. 2017. “Duh, Warga Luar Kota Cirebon Disambut dengan Tumpukan Sampah” pada Radar Cirebon diakses 26 Juli 2017. ______, Fazri. 2017. “Warga Masih Buang Sampah Sembarangan, 4 TPS Tak Berfungsi” pada Radar Cirebon diakses 26 Juli 2017. Setiawan, Banny. 2017. Warga Masih Membuang Sampah Sembarangan 31 Agustus 2017. Diakses di Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Tuwo, Andreas Gerry. 2017. “RI Penghasil Limbah Laut Terbesar Nomor 2 di Dunia” pada Liputan 6 diakses 2 April 2017. Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 98 DOI Zuliana, E. 2010. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Peserta Didik Kelas VIII B MTsN Kudus Melalui Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Berbantuan Kartu Masalah Kubus dan Balok. Refleksi Edukatika, 11, 17-33. ... Kesadaran merupakan sebuah keinsafan yang juga diartikan sebagai pengertian yang dirasakan oleh sesorang dimana sikap dan tingkah laku juga tergolong di dalamnya. Bentuk kesadaran lingkungan sendiri adalah pengertian yang didapati oleh seseorang atau sekelompok orang dari dalam pemikiran dan diwujudkan melalui usaha yakni dengan melibatkan masyarakat untuk bersama-sama berpatisipasi dan memberi edukasi kepada masyarakat dalam membina kesadaran pentingnya menjaga kelestarian lingkungan Nurcahyo & Ernawati, 2019;Sriagustini & Nurajizah, 2022;Zahidin et al., 2017. Kegiatan memungut sampah dibagi menjadi dua yakni yang membersihkan sampah di darat dan membersihkan sampah di sungai. ...Thalita Rifda KhaeraniMarlianti BulkisSungai Karang Mumus merupakan salah satu sungai di Kota Samarinda yang mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh banyak faktor yaitu perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai juga faktor iklim pasang surut yang mengakibatkan adanya sampah kiriman. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggalakan kegiatan memungut sampah bersama Kelompok Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus GMSS-SKM. Metode pendekatan yang dilakukan yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan informan tentang asal mula komunitas didirikan dan bagaimana bentuk pengelolaan lingkungan yang dilakukan di Sungai Karang Mumus. Kegiatan ini menyasar mahasiswa dan alumni sebagai bagian dari civitas akademika sekaligus masyarakat setempat. Kegiatan ini menghasilkan luaran berupa terbentuknya kepedulian lingkungan dan juga meningkatkan edukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian mahasiswa dan alumni sebagai bagian dari civitas akademika dan masyarakat sekitar Sungai Karang Mumus. Eka ZulianaBefore classroom action research was done, mathematical communication ability of the students at VIII B MTs N Kudus is not quite sufficient. This condition was caused by some factors, they are the learning model was still convensional, where the teacher explained the definition or theorem orally so that the learning process at class was very bored, then the teacher gave an example and after that teacher gave some questions as exercises, the teacher also do not pay attention to mathematical communication ability so that students were affraid to ask and can not explain their idea, the students just memorize and remember their knowledge without learning experience. Based on this condition, classroom action research is done. JIGSAW model by using Kartu Masalah Kartu Masalah ~ Problem Card is a cooperative learning model consists of 4-5 students, every member of domain group has responsibility to solve the problem given through Kartu Masalah ~ Problem Card. The member of group who have same problems meet into a new group which called expert group then discuss the problem. From expert group the member of group come back to their domain group and explain the solution to another member. After that they must explain and present their solution in front of the class. in the last step the teacher give a quiz and give award. This research was conducting in two cycles with taking some data through observation and tes. The average of mathematical communication ability test score was increased in every cycle, from the first cycle got 82,68 then was increased into 87,03 at second cycle. The average of mathematical communication activity score was increased from 2,13 in the first cycle to 3,20 at second cycle. And the average of learning management process score was increased from 2,92 to 3,24. Based on the result could be concluded that JIGSAW model by using Kartu Masalah ~ Problem Card could improve the student mathematical communication ability of VIII B MTs N Kudus. Keyword cooperative learning model type JIGSAW, kartu masalah ~ problem card, mathematical communication ability. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Begitu juga dalam pembelajaran matematika. Sebuah laporan dalam studi TIMSS Trends in International Mathematics and Science Study tahun 2007 menyatakan bahwa rata-rata skor matematika peserta didik tingkat 8 di Indonesia berada di bawah rata-rata skor internasional dan berada pada ranking 36 dari 48 negara. Relevan dengan pernyataan tersebut Program for International Student Assesment PISA tahun 2006 menyatakan bahwa kemampuan * Dosen S1 PGSD UMKHasil pengamatan menunjukkan 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19D SimpulanD. Simpulan Hasil pengamatan menunjukkan 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19,23%Perkembangan Tambang Manga'an di Dusun Curah Wungkal Kecamatan Silo Studi Konflik Pertambangan di Desa Pace Kabupaten Jember TahunS ImawatiImawati, S. 2014. Perkembangan Tambang Manga'an di Dusun Curah Wungkal Kecamatan Silo Studi Konflik Pertambangan di Desa Pace Kabupaten Jember Tahun Warga Luar Kota Cirebon Disambut dengan Tumpukan Sampah" pada Radar Cirebon diakses 26 JuliFazri NirwanNirwan, Fazri. 2017. "Duh, Warga Luar Kota Cirebon Disambut dengan Tumpukan Sampah" pada Radar Cirebon diakses 26 Juli Penelitian Pendidikan. Bandung Remaja RosdakaryaNana SukmadinataSyaodihSukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Remaja Penghasil Limbah Laut Terbesar Nomor 2 di Dunia" pada Liputan 6 diakses 2Andreas TuwoGerryTuwo, Andreas Gerry. 2017. "RI Penghasil Limbah Laut Terbesar Nomor 2 di Dunia" pada Liputan 6 diakses 2 April 2017.
\n \ngerakan membuang sampah pada tempatnya
Akantetapi hobiku mengkoleksi kepala kop koran itu tak kulanjutkan lagi, ketika itu secara tak sengaja kakak sepupuku membersihkan kamarku dan membuang semua koleksi yang kupunya yang di kiranya sampah. Sejak saat itu berakhirlah hasratku untuk mengkoleksi kop kepala koran.
Previewthis quiz on Quizizz. Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) merilis hasil penyelidikan kawasan longsor tahun 2014 di Banjarnegara, Jawa Tengah faktor dominan penyebab longsor adalah banyak tanaman semusim (palawijaya) dan tanaman-tanaman yang ditanam tidak rapat. prinsip geografi yang berkaitan dengan fenomena tersebut adalah .
  • askom93yms.pages.dev/550
  • askom93yms.pages.dev/796
  • askom93yms.pages.dev/460
  • askom93yms.pages.dev/307
  • askom93yms.pages.dev/847
  • askom93yms.pages.dev/114
  • askom93yms.pages.dev/127
  • askom93yms.pages.dev/842
  • askom93yms.pages.dev/752
  • askom93yms.pages.dev/386
  • askom93yms.pages.dev/396
  • askom93yms.pages.dev/215
  • askom93yms.pages.dev/386
  • askom93yms.pages.dev/942
  • askom93yms.pages.dev/289
  • gerakan membuang sampah pada tempatnya